Memberikan hadiah sebagai tanda kasih sayang adalah sesuatu hal yang bisa di anggap romantis (kata orang) ya semoga saja orang-orang yang melakukan itu semua memberikan sesuatu bukan dasar karena formalitas selebrasi belaka, tapi karena memang kemauannya dari dalam hati. Sesuatu yang terpaksa itu sama sekali enggak enak, kita akan merasa itu adalah sebuah effort, dimana kita akan mempermasalahkan energi yang kita keluarkan dan menuntut akan hasil.
Ok, kita akan ngomongin yang ringan-ringan aja sekarang, gimana kalo ngomongin perasaan? Cukup ringan kan? Palelo rengat.
Cukup ringan jikalau perasaan yang kamu punya sebanding dengan perasaan pasanganmu, tapi gimana kalo perasaan pasangan mu memang enggak sebesar dengan apa yang kamu punya? Semua akan merasa kecewa yang pasti, tapi sebelom kamu kecewa, sepertinya kamu harus kaji duduk permasalahan kenapa pasangan mu seperti itu. Kasus yang sering terjadi adalah karena faktor belum move on dari mantan pacarnya atau mantan gebetannya, masalah ini sangat berat karena biasanya alasan pasangan mu putus dengan mantannya adalah karena keadaan; bisa beda agama, permasalahan jarak atau orangtua, bukan karena faktor selingkuh, posesif dan sejenisnya. Putus bukan karena udah enggak sayang lagi, tapi karena keadaan, akan menyisakan suatu fase yang dinamakan “unfinished business”.
Jeng Jeng! Urusan yang belom kelar menimbulkan rasa penasaran melebihi arwah, apapun yang kamu lakuin untuk bisa meningkatkan kualitas hubungan mu akan terganggu dalam sekejap saja hanya karena sesuatu yang simpel, sepele tapi berbahaya, misalnya di mobil tiba-tiba sang penyiar muterin lagu dimana lagu itu adalah anthem cintanya dia sama mantannya atau enggak sengaja ke restoran tempat pertama kali pasangan mu ngedate sama pacarnya yang dulu. Nah, hal-hal kaya gitu dinamakan ‘distraksi’, sekali lagi, sepele tapi bahaya, kenapa saya bisa bilang bahaya, menurut Collins English Dictionary yang gue kutip dari Ariesadhar, distraksi memiliki 4 makna yaitu:
(1) tindakan mengganggu dan turunannya atau keadaan menjadi terganggu,
(2) sesuatu yang berfungsi sebagai pengalihan atau hiburan,
(3) interupsi, suatu hambatan berkonsentrasi, dan
(4) gejolak jiwa atau kegilaan.
Ok, udah jelas kan kenapa bahaya?
Sebenarnya distraksi itu ada karena manusia membiarkan otaknya untuk memberikan tempat pada distraksi itu sendiri, jadi sebenarnya balik lagi, gimana cara bersikap aja sih. Bersikap menjadikan masa lalu hanyalah sekedar masa lalu, karena hidup ibarat sebuah novel, banyak bab yang harus di tulis, banyak bab yang harus diselesaikan, karena kalau kita stuck dalam satu bab saja, ya enggak akan bisa untuk lanjut nulis ke bab berikutnya, biarkan masing-masing bab mempunyai keunikan ceritanya sendiri, dengan begitu novel hidup mu bakalan keren.
Tapi memang pada kenyataannya melupakan adalah mudah secara teori tapi enggak pada prakteknya, sekali lagi saya katakan ini semua tergantung gimana kamu menyikapinya. Kalau memang kamu sama sekali belum bisa melupakan orang di masa lalu mu, mari bersikap fair, jangan memulai hubungan baru, selesaikan yang harus diselesaikan, jangan membangun sebuah rumah baru dimana rumah mu sebelumnya belum jadi juga, pada akhirnya kamu enggak akan bisa menempati salah satu rumah itu.
Dengan saya nulis begini bukan berarti kita harus mendikte kehidupan pasangan kita, karena kehidupan pasangan kita sudah jauh dan lama terbentuk sebelum kita datang, kita enggak berhak, sama enggak berhaknya dengan masa lalu pasangan kita mengintervensi kehidupan baru kita, tapi jikalau distraksi itu tetap ada bahkan sampai menguat, menangkan diri mu, buat diri mu menjadi juara, karena di kamus saya enggak ada tuh mengalah untuk menang, menang adalah mutlak, tapi kalau kamu merasa kapasitas mu enggak cukup untuk menang, satu jawabannya, jangan ikut pertandingan.
#SalamSekut
Komentar
Posting Komentar