Lawakan Template
Bulan Desember tiba, ini tandanya sebentar lagi tahun baru dan yang pasti akan ada party dimana-mana yang artinya juga peluang rezeki terbuka lebar, yang punya event organizer pastinya kebanjiran job dan kami sebagai talent pun juga akan kecipratan, kecipratan sampe basah dengan rate yang dikalikan tiga dari harga normal :p
Selain itu juga para pedagang pastinya juga ikut kebanjiran rezeki, salah satunya adalah pedagang terompet. Ngomongin soal terompet dan tahun baru saya jadi teringat lawakan-lawakan yang pasti selalu hadir, contohnya adalah lawakan “Dijual terompet murah, bekas tahun lalu”, “Yang lagi pada main terompet mari kita berdoa supaya malaikat Israfil enggak niup terompet sangkakala” atau “Gue tidur setahun dong, tidur semalem 2015 trus bangun pas 2016”. Hmm, lawakan template.
Lawakan template ini selalu hadir enggak hanya tahun baru tapi juga di waktu yang sifatnya seremonial yang dirayakan besar setiap tahunnya, lawakan template ini pun sifatnya repetisi dan cenderung basi, selalu hadir dari jamannya Aidit masih ngerokok kretek sampai sekarang. Mari kita telaah kembali, yang pertama coba tengok ke perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus, apa kira-kira lawakan template yang selalu hadir? Tul, lomba adu balap kerupuk, lomba panjat gundu dan lomba adu balap makan bakiak.
Kemudian mari kita balik lagi ke 3 bulan yang lalu yaitu ke bulan September. Coba ingat-ingat, pada saat itu timeline, Twitter, Path, Facebook mengeluarkan jokes dan meme apa? Tul, Billi Joe bakal tidur sebulan nih merujuk lagu Wake Me Up When September Ends atau semua status memasang lagu Vina Panduwinata – September Ceria atau Earth Wind and Fire. Pemilu pun juga enggak luput dari lawakan template, lawakan yang pasti keluar adalah “Nyoblos jangan keras-keras, pelan-pelan aja” dan “Inget ya, kalo nyoblos ludahin dulu” padahal sih, Pemilu sekarang sudah enggak nyoblos, tapi nyontreng.
Hidup di negara yang agamanya mayoritas ternyata punya lebih banyak variasi lawakan template yang itu-itu aja, semisal Idul Adha. Pada hari raya qurban entah ada berapa juta orang yang mengeluarkan lawakan “Qurban Perasaan”, lawakan yang mengarah ke fisik pun juga ada, seperti ada aja orang yang ngomong ke temen yang badannya gemuk lalu bilang “Udah dinomorin belom badan lo?” atau keesokan harinya bilang “Wah, kok lo masih ada? Lolos ya?”
Selain Idul Adha, varian lawakan template lebih banyak ditemukan ketika puasa dan Idul Fitri. Dari puasa aja lawakan template banyak jenisnya sesuai dengan kronologi. Sahur: “Kalo sahur, rendangnya simpen di selipan gigi ah buat dimakan nanti siang”, “Yang jomblo jarang puasa nih, enggak ada yang bangunin sahur”, “Bulan puasa banyak yang kena flu nih, gara-gara mandi wajib pas sahur”. Ketika puasa: “Ambil wudhu ah, kumur-kumurnya pake sirop”. Pas buka puasa: “Berbukalah dengan yang manis *pasang foto cewek seksi*”, “Berbukalah dengan yang setia, buat apa manis kalo enggak setia?”, “Berbukalah dengan yang manis di bibir memutar kata malah kau tuduh akulah segala penyebabnya”. Sebagai seorang penyiar radio, gue juga kena imbas dari lawakan template, dengan timeline Twitter dan Whatsapp dipenuhi orang-orang yang mencoba peruntungan kelucuannya dengan merequest adzan maghrib.
Dari puasa kita menuju ke malam takbiran yang pastinya lawakan template juga hadir, seperti “Akbar mane Akbar?! Dipanggil tuh!”, kemudian berujung pada Idul Fitri, dimana saat itu orang berlomba-lomba mengeluarkan lawakan pamungkasnya yang itu-itu melulu, hari puasa pertama mengeluarkan lawakan “Alhamdulillah lebaran 29 hari lagi”, lawakan hilal belum terbit, lawakan mengirim ucapan maaf semacam “Walaupun Hati gak sebening XL Dan secerah MENTARI. Banyak khilaf yang buat FREN kecewa, Kuminta SIMPATI-mu untuk BEBAS kan dari ROAMING dosa” sampai ucapan maaf sok bandel semacam “Sebening vodka dan seharum ganja”
Masih make lawakan template kaya gitu?
Komentar
Posting Komentar