Lebaran di Indonesia itu sendiri sudah menjadi kultur, ketupat dan pesta kolesterol, settingan meja yang template: toples nastar, putri salju, kacang bawang, permen fox warna-warni, dan kaleng khongguan/astor yang isinya sudah diganti dengan peyek, belanja pakaian baru yang dimana ketika sampai rumah dan ada tetangga melihat kita bawa tentengan belanjaan akan ngomong “Wuih, boronggg nih, jadi juga lebaran”. Kultur yang lekat juga ketika lebaran adalah ngebaks, maksud saya ngebakso. Ngebakso dengan keluarga sore-sore pedes-pedes sampai hidung keringetan.
Ketika kumpul keluarga pas lebaran, pasti di setiap keluarga punya tante yang nyebelin, dimana kerjaannya adalah membandingkan kita dengan sepupu-sepupu, atau mengeluarkan pertanyaan sakti yang itu-itu mulu, “kapan nikah?”. Menurut saya sih tipikal tante nyebelin seperti ini mungkin saja mau nyoba akrab dengan kita, dibawa santai saja, karena orang yang terlalu ribet menanggapi pertanyaan “kapan nikah?” adalah orang-orang yang insecure sama status dirinya sendiri.
Karena lebaran itu penuh dengan kebaikan dan mempunyai makna yang sangat lebar. Pada masyarakat urban yang sangat individual, lebaran bisa menjadi ajang mengenal dengan tetangga-tetangga yang selama ini kita enggak pernah tau siapa-siapa saja nama-namanya, bisa cipika-cipiki dengan gadis komplek pujaan atau malah bisa baikan sama mantan. Inget ya, baikan, bukan balikan. Karena saya percaya balikan sama mantan bukan untuk memperbaiki kesalahan, tapi mengulang kesalahan. Lagian kok sudah putus malah musuhan, jangan dong. Karena kalo kalian punya prinsip ketika putus terus musuhan, berarti semakin sering kalian pacaran semakin banyak pula musuh kalian dong? Wah, wah jangan deh jangan. Karena mantan itu harus di maintain, siapa tau suatu saat jadi manten. *lah?*
Memperbaiki hubungan bukan hanya dengan mantan pacar saja, tetapi juga dengan orang-orang di sekitar kita. Maka enggak heran kalo kata maaf sangat laku sekali ketika lebaran. Tapi janganlah sampai kau menjadi pribadi seperti Mpok Minah di sitkom bajaj Bajuri yang sedikit-sedikit minta maaf, atau ngepost di sosmed ucapan maaf copy paste template lebaran plus huruf-huruf arab yang mungkin kalian sendiri juga enggak ngerti apa artinya, karena maaf itu sama seperti ucapan terimakasih, sangat sakral, jangan pernah mengucap ketika kalian emang enggak bener-bener merasakan, cuma hanya karena euphoria lebaran.
Karena menurut saya, meminta maaf dan memaafkan itu mudah, yang tersulit adalah melupakan persoalan dan bertindak seolah tidak terjadi apa-apa.
Maafin ya.
Komentar
Posting Komentar